Kamis, 25 Februari 2016

JAJAN LAWAS #DORP.3


Istirahat jam kantor, terkadang saya tidak pulang kerumah untuk makan. Tetapi memilih jajan alias ngemil alias makan-makanan ringan..hehehe..mungkin ini yang bikin badan saya cepat subur dan pipi bengkak. Oh iya btw rumah saya dengan kantor sangat dekat. Mungkin sekitar 10 menit jika ditempuh dengan sepeda motor, 30 menit jalan kaki dan 1 jam jika naik motor tapi ban nya bocor jadi harus nembel ban dulu..hehehe

Balik lagi soal “dunia jajan”, entah kebetulan atau tidak, jajan yang saymakan ketika istirahat jam kantor banyak yang berkategori makanan lama. Saya sebut lama karena makanan atau minuman itu ada sejak dahuluu kala. Saya pernah beli jajan yang bernama “RANGEN”, U Know rangen?..eh eh kok sok keminggris. Saya tidak mengerti pasti apa bahan-bahan rangen tersebut, yang pasti ada unsur parutan kelapa dan ada gula. Kalu dimakan dengan kondisi hangat..nyam nyam..wuenak poll… Lalu saya juga pernah membeli “KRUPUK OPEL”. Ini krupuk yang dikasih sambel petis, dimakan pagi,siang atau malam tetap nikmat.

Kesamaan dua makanan tersebut ada sejak saya bangku SD, bahkan yang jual pun orang yang sama. Ada juga “ES TUNG TUNG” , jajan ini ditawarkan keliling kampong, sang penjual membawa rombong kecil lalu memutari kampung, ciri khasnya ada suara Tung..Tung ketika mengelilingi kampug. Terkadang ada obrloan anatara saya dengan dengan penjual makanan lawas, sang penjual bilang “dulu kamu masih kecil, eh sekarang beli dagangan  saya sudah besar”, lalu terkadang pula beliau menanyakan kabar saudara atau orang tua saya.

Saya yakin banyak yang mengalami kejadian ini. Seorang penjual makanan yang melewati jalan tempat tinggal kita, begitu akrab dengan kita, bahkan beliau seperti tau perkembangan kita. Iya benar itu semua karena beliau berjualan puluhan tahun dengan melewati rute tempat tinggal kita.
Ada hal yang belum saya pahami hingga saat ini, selain jajan yang saya sebutkan tadi. Masih banyak jajan yang lain seperti “Arbanat”, “Tauwa”, “Arum Manis”, “Kue Leker” dan lain-lain. Kesamaan Jajan tersebut adalah saya tidak tau sejak kapan dibuat, siapa penemunya dan siapa pula yang memberi nama jajan tersebut..hehehe..

Saran saya, belilah jajan lawas tersebut. Menjual jajan lawas sangat tidak muda ditengah gempuran makanan modern atau khas luar negeri. Apa salahnya kita memberi apresiasi kepada mereka yang menjual jajan lawas, dengan membelinya. Toh harga jajan lawas rata-rata terjangkau. Jajan lawas tetap ada hingga saat ini, tapi tidak tau 10 atau 15 tahun kedepan apakah jajan lawas masih ada. Bisa jadi ada, bisa jadi anak cucu kita tidak bisa menikmati jajan lawas yang beberapa jenisnya sudah saya sebutkan tadi.

Karena dibalik kita membeli Jajan Lawas, ada nilai-nilai keakraban antara penjual dan beli. Bahkan ada seperti ikatan batin antara penjual dan pembeli. Sang penjual yang hafal dengan pelanggannya kadang menanyakan kabar kita, saudara hingga keluarga. Para penjual Jajan lawas juka tergolong orang-orang yang tangguh. Bertahun-tahun berjualan dengan menu yang sama, digempur pula dengan makanan modern, tetapi mereka tetap bertahan dengan jajan lawas nya. Maka dari itu mereka layak di APRESIASI, caranya  membeli apa yang mereka jual.  


MARI KITA LESTARIKAN JAJAN LAWAS


#DORP.3 (25 Feb 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar