Sabtu, 27 Februari 2016

TANAHKU #DORP.5



Demi sebuah tanah yang nantinya akan dipakai untuk tambang, dibangun pabrik, perumahan dll. Seorang manusia yang secara sah memiliki tanah tersebut, terkadang terusir dari tanah yang mereka miliki. Mereka dipaksa pergi demi kepentingan kelompok tertentu dan pastinya embel-embel pembangunan  kerap dijadikan alasan utama. Coba aja tanya mbah “gugel” berita-berita kekerasan terhadap masyarakat sipil terhadap kasus tentang kepemilikan tanah pasti banyak ditemukan, atau berita kekerasan terhadap masyarakat  sipil yang menolak daerah dieksploitasi juga ada.

Masih ingat dengan kasus terbunuhnya Salim Kancil yang dibunuh karena menolak tambang, atau protes warga kota Rembang, Jawa Tengah menolak berdirinya pabrik semen. Itu hanya sebagian kecil permasalahan tentang tanah. Dan selalu masyarakat sipil yang mempunyai tanah yang menjadi korban. Konspirasi yang rapi antara penguasa dan pengusaha dan didukung aparat yang pro terhadap mereka, menjadikan masyarakat harus rela terusir dari tanah yang dimiliki dan dicintai. Jika melawan siap-siap harus berhadapan dengan pentungan dan moncong senjata aparat. 

Persoalan tanah juga dialami teman saya. Pada hari Sabtu, 27 Feb 2016 saya berkunjung dirumah teman, didaerah Wonokitri, Surabaya. Teman saya bercerita kalau rumahnya akan dibeli oleh perusahaan yang bergerak dibidang properti yang bernama CIPU*RA. Teman saya bilang, lebih dari 50 Rumah didarah WOonokitri, Surabaya akan dibeli oleh perusahaan tersebut. Teman saya kurang lebih sudah 16 Tahun menempati rumah tersebut. Ketika mendengar ceritanya ada beberapa tanya yang ada dikepala saya, dan akhirnya coba akan share disini tentang apa yang ada diotak saya.

Perusahaan CIPU*RA seperti mengusir para penduduk dikampung itu. Yang katanya kelak akan dijadikan rumah sakit. Dengan seenaknya perusahaan tersebut ingin penduduk meninggalkan rumahnya. Kalau ini program pemerintah, mungkin masih sedikit lebih baik, Tapi  ini adalah pihak swasta yang melakukan, dan lagi embel-embel pembangunan dijadikan alasan. Sudah jelas ini ada aroma bisnis yang kuat, jika pemerintah melakukan penggusuran pasti alasan kuat adalah tata kota, sedangankan jika pihak swasta dapat dipastikan fakotr bisnis menjadi faktot yang paling kuat.

Meskipun penduduk yang digusur akan mendapat ganti rugi, menurut saya ini juga dapat dibenarkan. Masyarakat tergusur seperti hidup dari nol. Mereka mencari rumah baru, adaptasi lingkungan baru dan pastinya anak-anak mereka juga akan kehilangan teman-teman sepermainan, mereka anak-anak juga harus adaptasi dengan lingkungan baru. Hal seperti ini tidak dipikirkan oleh perusahaan CIPU*RA, mereka hanya memikirkan bahwa ada kampung yang lokasinya bagus untuk bisnis, maka yang dilakukan adalah membeli rumah mereka dan kelak tempat tersebut dapat dibangun sebuah gedung yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Yes sangat benar sang pemodal yang mempunyai rupiah sangat banyak akan mudah merealisasikan ide bisnis mereka.

Warga Wonokitri, Surabaya tidak bisa protes dengan apa yang mereka lakukan. Warga sendiri ada yang pro dan kontra, mengingat kebutuhan dan pemikiran masing-masing masyrakat berbeda-beda jadi suara untuk melawan tidak bisa menjadi kuat. Yang terjadi masyarakat harus rela terusir dari tanah mereka, semua demi bisnis lalu dari bisnis tersebut kantong-kantong sang pemodal semakin banyak, meskipun yang mereka lakukan dapat melukai hati masyarakat. NURANI TERGADAIKAN OLEH UANG
 #DORP.5 (27 Feb 2016)

Jumat, 26 Februari 2016

WILDEBEEST #DORP.4

Kemarin 25 Feb 2016 sekitar pukul 20.00  WIB , saya janji ketemuan dengan seseorang yang akrab dipanggil Walid.  Dan kami pun bertemu ditempat yang biasa kami jadikan ketemuan, sebuah angkringan di daerah Jl. Ngagel, Surabaya, tepatnya di depan  Cafee Glass. Tempatnya lumayan enak dan nyaman tapi sayang tidak WIFI..hehhee…

Kopi Darat malam itu adalah menindaklanjuti obrolan kita via BBM membahas tentang bisnis Clothing. Yes, bos Walid sudah mempunyai sebuah Clothing bernama WILDEBEEST. Untuk sementara masih produksi kaos, tapi harapan kami berdua bisa produksi item yang lain seperti kemeja dll. Update terbaru WILDEBEEST akan merilis kaos dengan enam desain. Silahkan cek katalognya di Instagram dengan akun  WLDBEEST

Dan waktu kemarin bertemu, ada pelajaran yang bermanfaat untuk saya. Bos Walid memberitahu saya, jika sepeda motornya sudah dijual dengan harga 18jta. Walid sudah melakukan sebuah tindakan yang berani dan memiliki keseriusan dalam berbisnis. Motor kesayangannya dijual dan uangnya dibuat modal merilis desain-desain terbaru. Sebuah langkah awal yang baik untuk sebuah perjuangan meraih apa yang diimpikan.

Bos Walid tidak terlalu banyak spekulasi maupun teori bisnis A,B, C dst. Ataupun plan A, B, C dst. Tapi langsung melakukan tindakan nyata  untuk melakukan bisnis dibidang fashion, dan keberanian menjual motor untuk menjadikan modal, sangat layak diapresiasi karena itu sebuah langkah kemajuan. Saya pun teringat apa yang disampaikan oleh pengusaha sukses bernama Bob Sadino.

Om bob pernah menyampaikan yang kurang lebih isinya begini, “orang pintar terkadang kalah dengan orang bodoh dalam berbisnis. Orang pintar terlalu banyak spekulasi, hitungan-hitungan dan takut rugi, tetapi mereka orang pintar belum melakukan action sama sekali. Berbeda dengan orang bodoh, karena dengan keterbatasan ilmunya mereka nekat membuka usaha. Tidak terlalu lama mikir, yang ada tekad kuat jadi pengusaha dan apapun yang terjadi tetap dijalani”. Berkat tekad kuat ini, orang bodoh mempunyai peluang lebih besar untuk sukses meraih cita-citanya. Semua berawal dari sebuah keberanian melakukan tindakan nyata untuk meraik cita-cita.

Hal tersebut bukan berarti Bos Walid orang bodoh, tetapi perbedaan keberanian orang yang terlalu banyak mikir dan orang yang langsung melakukan tindakan nyata sangat berbeda. Orang yang terlalu banyak mikir tanpa action, kemungkinan tidak menghasilkan apa-apa. Akan tetapi orang yang langsung melakukan action terhadap apa yang dicita-cita kan, peluang terwujud sangatlah besar. Tetapi kalau hanya mikir-mikir atau cuman berangan-angan tanpa action, pelung meraih cita-cita sangat mungkin tidak ada. Impian yang besar dimulai dari sebuah langkah yang kecil
.
Obrolan kemarin malam, secara tidak langsung seperti menampar saya. Saya mempunyai banyak cita-cita, tetapi saya belum banyak action terhadap apa yang saya impikan. Disisi lain saya menjadi termotivasi untuk sebuah langkah awal untuk meraih cita-cita.

Walid memulai langkah awal untuk meraih cita-citanya dengan menjual motor dan hasil penjualannya digunakan untuk modal Clothing WILDEBEEST. Lalu bagaimana dengan langkah awal anda atau saya untuk meraih sebuah cita-cita? Apa sudah dilakukan? Jika sudah, sudah sampai sejauh mana? Hal ini perlu dipertanyakan lagi agar selalu semangat untuk meraih apa yang kita impikan.


#DORP.4 (26 Feb 2016)





Kamis, 25 Februari 2016

JAJAN LAWAS #DORP.3


Istirahat jam kantor, terkadang saya tidak pulang kerumah untuk makan. Tetapi memilih jajan alias ngemil alias makan-makanan ringan..hehehe..mungkin ini yang bikin badan saya cepat subur dan pipi bengkak. Oh iya btw rumah saya dengan kantor sangat dekat. Mungkin sekitar 10 menit jika ditempuh dengan sepeda motor, 30 menit jalan kaki dan 1 jam jika naik motor tapi ban nya bocor jadi harus nembel ban dulu..hehehe

Balik lagi soal “dunia jajan”, entah kebetulan atau tidak, jajan yang saymakan ketika istirahat jam kantor banyak yang berkategori makanan lama. Saya sebut lama karena makanan atau minuman itu ada sejak dahuluu kala. Saya pernah beli jajan yang bernama “RANGEN”, U Know rangen?..eh eh kok sok keminggris. Saya tidak mengerti pasti apa bahan-bahan rangen tersebut, yang pasti ada unsur parutan kelapa dan ada gula. Kalu dimakan dengan kondisi hangat..nyam nyam..wuenak poll… Lalu saya juga pernah membeli “KRUPUK OPEL”. Ini krupuk yang dikasih sambel petis, dimakan pagi,siang atau malam tetap nikmat.

Kesamaan dua makanan tersebut ada sejak saya bangku SD, bahkan yang jual pun orang yang sama. Ada juga “ES TUNG TUNG” , jajan ini ditawarkan keliling kampong, sang penjual membawa rombong kecil lalu memutari kampung, ciri khasnya ada suara Tung..Tung ketika mengelilingi kampug. Terkadang ada obrloan anatara saya dengan dengan penjual makanan lawas, sang penjual bilang “dulu kamu masih kecil, eh sekarang beli dagangan  saya sudah besar”, lalu terkadang pula beliau menanyakan kabar saudara atau orang tua saya.

Saya yakin banyak yang mengalami kejadian ini. Seorang penjual makanan yang melewati jalan tempat tinggal kita, begitu akrab dengan kita, bahkan beliau seperti tau perkembangan kita. Iya benar itu semua karena beliau berjualan puluhan tahun dengan melewati rute tempat tinggal kita.
Ada hal yang belum saya pahami hingga saat ini, selain jajan yang saya sebutkan tadi. Masih banyak jajan yang lain seperti “Arbanat”, “Tauwa”, “Arum Manis”, “Kue Leker” dan lain-lain. Kesamaan Jajan tersebut adalah saya tidak tau sejak kapan dibuat, siapa penemunya dan siapa pula yang memberi nama jajan tersebut..hehehe..

Saran saya, belilah jajan lawas tersebut. Menjual jajan lawas sangat tidak muda ditengah gempuran makanan modern atau khas luar negeri. Apa salahnya kita memberi apresiasi kepada mereka yang menjual jajan lawas, dengan membelinya. Toh harga jajan lawas rata-rata terjangkau. Jajan lawas tetap ada hingga saat ini, tapi tidak tau 10 atau 15 tahun kedepan apakah jajan lawas masih ada. Bisa jadi ada, bisa jadi anak cucu kita tidak bisa menikmati jajan lawas yang beberapa jenisnya sudah saya sebutkan tadi.

Karena dibalik kita membeli Jajan Lawas, ada nilai-nilai keakraban antara penjual dan beli. Bahkan ada seperti ikatan batin antara penjual dan pembeli. Sang penjual yang hafal dengan pelanggannya kadang menanyakan kabar kita, saudara hingga keluarga. Para penjual Jajan lawas juka tergolong orang-orang yang tangguh. Bertahun-tahun berjualan dengan menu yang sama, digempur pula dengan makanan modern, tetapi mereka tetap bertahan dengan jajan lawas nya. Maka dari itu mereka layak di APRESIASI, caranya  membeli apa yang mereka jual.  


MARI KITA LESTARIKAN JAJAN LAWAS


#DORP.3 (25 Feb 2016)

Rabu, 24 Februari 2016

Pengorbanan #DORP. 2

Ini sebenarnya tema DORP. 2 kali ini masih terinspirasi dari kejadian pada hari selasa. Tapi saya memutuskan menulis pada hari ini, Rabu 24 Feb 2016. Jadi begini ketika berkunjung  ke tempat produksi penerbit buku yang saya ceritakan pada #DORP. 1 , saya mendapatkan sms dari Ayah, isinya kurang lebih tawaran dibelikan sepeda motor second dengan merek yang dikehendaki.

Iya benar,  kami berdua berencana membeli sebuah sepeda motor bekas. Kenapa kok bekas? Karena pertimbangan harga, saya mempunyai pikiran mending beli sepeda motor bekas lalu dimodifikasi daripada beli motor baru yang menurut saya desaiinya tidak terlalu saya suka. Pada awalnya Ayah tidak mensetujui keinginan saya untuk membeli bekas. Tapi pada akhirnya beliau mensetujui apa yang saya mau. Dan hingga kini kami berdua masih berburu sepeda motor bekas yang nantinya akan dimodifikasi.

Pada hari Selasa 23 Feb 2016, Ayah mengajak Mama untuk datang ke Dealer yang menjual sepeda motor bekas. Ketika sampai di Dealer tersebut Ayah memberi kabar bahwa ada sepeda motor yang bagus, lalu beliau sms saya lagi yang kurang lebih isinya “ini masih satu dealer, Ayah sama Mama mau keliling laagi cari dealer buat perbandingan barang dan harga”. Saya membalas sms beliau “hati-hati dijalan Bos”. Saya berkominikasi dengan Ayah saya dengan panggilan Bos..hehehe
Selasa sore hujan deras mengguyur kota Surabaya, posisi saya masih dikantor. Karena waktu itu belum jam pulang kantor. Terlintas dibenak saya, apakah Ayah dan Mama kehujana? Apakah mereka berdua sudah pulang kerumah atau masih keliling cari sepeda motor bekas?

Jam pulang kantor telah tiba dan hujan pun sudah reda, saya pun pulang kerumah. Sesampai dirumah Ayah dan Mama berada  diruang tamu. Ayah lagi bersantai, sedangkan Mama lagi baca koran. Saya ucapkan salam ketika memasuki rumah. Ayah dan Mama menjawab hampir bersamaan. Ketika memasuki rumah  saya bertanya kepada mereka. “apakah tadi kehujanan sewaktu keliling cari sepeda motor bekas?” mereka menjawab “iya”.

Mendengar jawaban mereka , perasaan saya campur aduk. Ayah dan Mama yang usianya memasuki umur 50an lebih, rela berhujan-hujan demi bisa mendapatkan motor agar anaknya senang. Naluri mereka sebagai orang tua yang ingin membahagiakan anaknya. Mereka berkorban tidak peduli dengan kesehatan dan keselamatan. Mereka menerjang hujann tanpa jas hujan demi membahagiakan anaknya yaitu saya. Mungkin sama persis dengan kejadian tempo dulu, ketika saya masih kecil. Ayah dan Mama rela berkorban tenaga dan pikiran demi membeli susu, pakaian dll untuk saya.
Yang membuat suasana hati semakin campur aduk adalah sikap Mama ketika saya pulang kerja. Beliau lagi santai membaca koran, tetapi tiba-tiba berdiri dan menawarkan saya  untuk dibuatkan nasi goreng. Padahal beliau tadi sore kehujanan bersama Ayah.

Ayah, Mama..Jasamu sungguh tak terbalas dan kasihmu sepanjang masa…Semoga kelak Allah SWT memberimu hadiah Surga..Amiin

Untuk teman-teman yang masih mempunyai Orang Tua lengkap, sering-seringlah berkomunikasi dengan mereka. Ajak bercanda sesekali, luangkan waktu sejenak untuk bersama mereka meskipun berada pada kesibukan. Untuk yang berjauhan dengan orang tua, jangan lupa telp atau sms mereka.

Ada teman saya yang sudah tidak memiliki orang tua, teman saya bilang “sayangi dan berusahalah bahagiakan mereka selagi mereka masih hidup. Tidak mudah hidup dengan kondisi orang tua yang sudah meninggal, apalagi jelas dikaki ibu terdapat surga”.


#DORP.2 (24 Feb 2016)

Hikmah #DORP.1

Hari ini, saya dan teman-teman kantor melakukan kunjungan ke sebuah penerbit buku di daerah Jl. Peneleh, Surabaya. Saya dan teman-teman kantor mengobrol dengan pemilik penerbit. Kami bertanya tanya tentang bisnis percetakan buku, banyak ilmu yang kami dapat dari beliau. Saat mengobrol salah satu pemilik bercerita bahwa usaha ini adalah warisan dari bapak. Kami juga dipersilahkan ke tempat produksi, disana terlihat mesin-mesin besar maupun kecil yang saling "bertugas" untuk membuat suatu buku dengan model yang diinginkan.

Sekitar pukul 13.00 WIB kami meninggalkan kantor beliau. Btw ketika menulis DORP. pertama ini, ada sedikit masalah yaitu saya lupa nama pengusaha percetakan tersebut...hehehe..sory men.Kemudian orang kantor yang berjumlah empat orang pulang dengan tujuan berbeda. Pak Oki (Ketua Yayasan) dan Pak Mamun (Manajer) menuju arah daerah Perak, Surabaya untuk melanjutkan silahturami ke lembaga yang lain. Saya dan Mas Rohman (Desainer) balik ke kantor.

Saat perjalanan pulang ke kantor dengan Mas Rohman, saya berniat mampir ke Job Fair yang berada di Balai Pemuda, Surabaya. Tapi ada kendala ketika akan mampir Job Fair, ditas cuman ada satu amplop untuk lamaran. Sedangkan dokumen lamaran pekerjaan yang saya bawa ada empat. Otomatis saya dan mas Rohman mencari toko jual amplop, kami berusaha cari toko yang jual amplop disekitar balai pemuda. Hingga akhirnya menemukan sebuah toko yang berjejer dengan warung makan. Dan seperti kurang beruntung, toko tidak jual amplop untuk dokumen lamaran kerja. Karena berputar-putar dengan memakan cukup waktu, akhirnya saya memutuskan makan diwarung yang dekat dengan toko.

Saat makan saya ngobrol dengan mas rohman. Saya sempat bilang "lha iya, kota sebesar Surabaya tapi tidak ada toko yang jual amplop disekitar Balai Pemuda". Selesai makan kami memutuskan balik kantor, kami pun melewati Balai Pemuda, tampak ramai orang ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi dalam perjalanan, mas Rohman bilang "coba lewat Jl. Kayoon, siapa tau ada". Saat melintasi  Jl.Kayon , kami tengok kanan dan kiri tetapi tidak ada yang jual. Akhirnya saya memutuskan besok untuk ke Job Fair.

Kami sampai dikantor, kemudian saya BBM teman yang datang pada Job fair hari ini. Saya tanya apakah Job Fair bayar, teman saya membalas Job Fair bayar dan juga posisi yang dicari perusahaan peserta Job Fair tidak bagus. Melihat BBM tersebut, teman saya nampak kecewa dengan Job Fair yang diadakan di Balai Pemuda.

Kejadian ini membuat saya terdiam sejenak kemudian merenung. Dibalik gagalnya mendapatkan amplop, ternyata ada hikmah yang dahsyat. Saya  menggerutu dijalan karena tidak dapat amplop, tetapi itu bentu cinta Tuhan kepada saya, andaikata saya menemukan toko yang jual amplop lalu datang ke Job Fair, mungkin saya akan sangat kecewa. Sudah sulit mendapatkan amplop, lalu datang ke Job Fair bayar dan ditambah perusahaan yang buka lowongan tidak sesuai dengan harapan, yang terjadi saya akan jengkel dengan keadaan tersebut.

Tapi Allah Swt, berkehendak lain. Saya tidak dapat menemukan toko penjual amplop sehingga tidak jadi ke Job Fair. dan kejadian ini salah satu bukti apa yang terjadi pada kita adalah hal terbaik yang diberikan Allah Swt.



#DORP 1 (23 Februari 2016)

DORP.

Setelah Sekian lama tidak menulis blog, akhiryaaa ada energy baru untuk menulis lagi. Yups energi baru itu terinpirasi dari DOES (Diary OF Erix Soekamti) dan tentu membagi pemikiran maupun ide. Ketika mengikuti DOES, saya pun ingin membuat hal serupa. Tapi hal tersebut masih sulit dijangkau, karena pertama saya tidak mempunyai alat perekam yang bagus, kedua tidak mempunyai kemampuan untuk mengedit  video dan ketiga jelas itu bukan passion saya..hehehe… Meskipun dipelajari bisa, tapi saya bingung bealajar kepada siapa dan alat dari mana.

Dan pada akhirnyaaaa…jreng jreng..saya tetap membuat semacam DOES tetapi melalui tulisan. Saya akan berusaha konsisten menulis seperti Mas Erix Soekamti yang konsisten membuat video. Tidak peduli jumlah pengunjung yang mengunjungi blog saya, tekad harus kuat tetap menulis. Lewat tulisan0tulisan yang saya buat, dengan sendirinya saya membuat catatan kehidupan saya, membagi pengalamn,ide dan pemikiran. Yang mungkin kelas bisa dibaca oleh teman, Istri, anak, cucu atau anggota keluarga lain. Syukur-syukur jika yang saya tulis bisa memberi pengaruh postif kepada pengunujung blog saya.


Dengan diawali  Bismillah, saya resmi membuat DORP. (Diary Of Rizal P.), memang benar dari segi nama mirip dengan DOES, tapi tidak masalah karena saya terinspirasi dari DOES.

logo DORP.